BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ekstrakulikuler
adalah kegiatan yang selalu ada hampir di setiap sekolah. Baik sekolah
ditingkat SD, SMP,maupun SMA. Bahkan di perguruan tinggipunnada kegiatan
ekstrakulikuler. Eksrakulikuler di suatu sekolah hampir sama dengan sekolah
lain. Ektrakulikuler yang biasanya ada disetiap sekolah baik SD, SMP, maupun
SMA adalah ekstrakulikuler Pramuka dan PMR. Namun, selain ekstarkulikuler
tersebut sekolah juga mempunyai ekstrakulikuler lain seperti ektrakulikuler komputer,
pecinta alam, irma, bahkan ekstrakulikuler bela diri.
Ekstrakulikuler
merupakan kegiatan yang menyenangkan sehingga banyak diminati oleh para siswa
di sekolah. Para siswa dapat memanfaatkan waktu luangnya untuk mengikuti
kegiatan ektrakulikuler tersebut. Selain dapat digunakan untuk mengisi waktu
luang siswa, ektrakulikuler juga mempunyai banyak manfaat untuk siswa itu
sendiri. Semua ekstrakulikuler tentu bermanfaat untuk siswa itu sendiri. Tujuan
diadakan ekstrakulikuler adalah untuk meningkatkan kedisiplinan, kepribadian,
bahkan kreatifitas siswa. Dengan banyaknya manfaat itu, kegiatan
ekstrakulikuler tentu sangat menguntungkan untuk siswa sendiri. Salah satu
kegiatan ektrakulikuler yang mempunyai banyak manfaat adalah ekstrakulikuler
PMR.
SMA N 2 Cilacap
adalah salah satu sekolah yang mempunyai kegiatan ekstrakulikuler yang sangat
banyak. Salah satunya adalah ektrakulikuler PMR. Kegiatan ekstrakulikuler PMR
dapat diikuti oleh seluruh siswa, baik dari kelas X, XI, dan XII. Para siswa
diajarkan untuk bersikap peduli, bersahabat, kerjasama, dan yang paling penting adalah mempunyai
kreatifitas. Kegiatan ekstrakulikuler di SMA N 2 Cilacap selalu menyelenggarakn
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk siswa, namun tidak membosankan.
Kegiatan-kegiatan itu dapat mengajakan siswauntuk mempunyai sikap kepemimpinan,
saling peduli, melatih kerjasama, dll. Contoh kegiatan itu adalah belajar
membuat dlagbar, pengenalan obat-obatan,cara menangani orang yang mengalami
kecelakaan, pratek penanganan korban,. Selain itu kegiatan PMR juga sering
membuat majalah dinding (mading) yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh para anggota PMR itu sendiri.
Maka dari itu, kami
mengambil judul penelitian ini “Manfaat Ekstrakulikuler PMR bagi kreatifitas
siswa di SMA N2 Cilacap” karena menarik untuk diteliti lebih dalam agar dapat
mengetahui manfaat untuk siswa di SMA N 2 Cilacap.
B. Rumusan Masalah
- Apa manfaat
ekstrakulikuler PMR terhadap kreatifitas siswa di SMA Negeri 2 Cilacap
- Bagaimana upaya untuk meningkatkan kreatifitas siswa melalui
ekstrakulikuler PMR?
C. Tujuan Penulisan
- Untuk mengetahui
manfaat ekstrakulikuler PMR terhadap kreatifitas sisw di SMA N 2 Cilacap.
- Untuk mengetahui
upaya untuk meningkatkan kreatifitas siswa melalui ekstrakulikuler PMR
D. Kegunaan
a.
Bagi pembaca
-
Untuk bahan studi banding bagi ilmu studi yang relevan :
- Sebagai bahan
masukan atau sumber wawasan khususnya bagi masyarakat pada umumnya.
- Untuk
meningkatkan inovasi, daya kreasi, jiwa kreatifitas terhadap ekstrakulikuler PMR.
b. Bagi Penulis
-Untuk
mengembangkan pola pikir kritis, kreatif, dan inovatif.
BAB II
KERANGKA TEORI
•
Teori yang mendasari
1. Pengertian
Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan
pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu
pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat
mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan
atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.
2. Visi
dan Misi
a. Visi
Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah
berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya
kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri
sendiri, keluarga dan masyarakat.
b. Misi
1) Menyediakan sejumlah
kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, dan minat mereka.
2) Menyelenggarakan kegiatan
yang memberikan kesempatan peserta didik mengespresikan diri secara bebas
melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.
3. Fungsi
Kegiatan Ekstra Kurikuler
a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi,
bakat dan minat mereka.
b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik
c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik
yang menunjang proses perkembangan.
d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
4.
Prinsip Kegiatan Ekstra Kurikuler
a. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai
dengan potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.
b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan
keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.
c. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang
menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.
d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler dalam suasana
yang disukai dan mengembirakan peserta didik.
e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang membangun
semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
f. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang
dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.
5. Jenis kegiatan Ekstra
Kurikuler
a. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS),
Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).
b. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan
keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.
c. Latihan/lomba
keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan
bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnaistik, teater, keagamaan.
d. Seminar,
lokakarya, dan pameran/bazar, dengan
substansi antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM,
keagamaan, seni budaya.
6. Format
Kegiatan
a. Individual, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta
didik secara perorangan.
b.
Kelompok, yaitu format
kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti oleh kelompok-kelompok peserta didik.
c.
Klasikal, yaitu format
kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta didik dalam satu kelas.
d.
Gabungan, yaitu format
kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta didik
antarkelas/antarsekolah/madraasah.
e. Lapangan, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti
seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau
kegiatan lapangan.
a. Pengertian PMR
Palang Merah Remaja atau PMR adalah wadah pembinaan dan
pengembangan anggota remaja yang dilaksanakan oleh Palang Merah Indonesia.
Terdapat di PMI Cabang seluruh Indonesia dengan anggota lebih dari 1 juta
orang. Anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan siaga bencana,
mempromosikan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.
b.Sejarah
PMR
Terbentuknya Palang Merah Remaja dilatar
belakangi oleh terjadinya Perang Dunia I (1914 – 1918) pada waktu itu Austria
sedang mengalami peperangan. Karena Palang Merah Austria kekurangan tenaga
untuk memberikan bantuan, akhirnya mengerahkan anak-anak sekolah supaya turut
membantu sesuai dengan kemampuannya. Mereka diberikan tugas – tugas ringan
seperti mengumpulkan pakaian-pakaian bekas dan majalah-majalah serta Koran
bekas. Anak-anak tersebut terhimpun dalam suatu badan yang disebut Palang Merah
Pemuda (PMP) kemudian menjadi Palang Merah Remaja (PMR).
Pada tahun 1919 di dalam sidang Liga
Perhimpunan Palang Merah Internasional diputuskan bahwa gerakan Palang Merah
Remaja menjadi satu bagian dari perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Kemudian usaha tersebut diikuti oleh negara-negara lain. Dan pada tahun 1960,
dari 145 Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah sebagian besar sudah
memiliki Palang Merah Remaja.
Di Indonesia pada Kongres PMI ke-IV
tepatnya bulan Januari 1950 di Jakarta, PMI membentuk Palang Merah Remaja yang
dipimpin oleh Ny. Siti Dasimah dan Paramita Abdurrahman. Pada tanggal 1 Maret
1950 berdirilah Palang Merah Remaja secara resmi di Indonesia.
c.
Pendidikan dan pelatihan PMR
Palang Merah Remaja atau PMR adalah
organisasi kepemudaan binaan dari Palang Merah Indonesia yang berpusat di
sekolah-sekolah dan bertujuan memberitahukan pengetahuan dasar kepada siswa
sekolah dalam bidang yang berhubungan dengan kesehatan umum dan Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan.
Untuk mendirikan atau menjadi anggota
palang merah remaja disekolah, harus diadakan Pendidikan dan Pelatihan Diklat
untuk lebih mengenal apa itu sebenarnya PMR dan sejarahnya mengapa sampai ada
di Indonesia, dan pada diklat ini para peserta juga mendapatkan sertifikat dari
PMI. Dan baru dianggap resmi menjadi anggota palang merah apabila sudah
mengikuti seluruh kegiatan yang diadakan oleh palang merah remaja disekolah.
PMI mengeluarkan kebijakan pembinaan PMR:
•
Remaja merupakan
prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun kegiatan
kepalangmerahan.
•
Remaja berperan
penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan.
•
Remaja berperan
penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan proses pengambilan
keputusan untuk kegiatan PMI.
•
Remaja adalah kader
relawan.
•
Remaja calon
pemimpin PMI masa depan.
Tujuan pembinaan dan pengembangan PMI masa depan:
•
Penguatan kualitas
remaja dan pembentukan karakter.
•
Anggota PMR sebagai
contoh dalam berperilaku hidup sehat bagi teman
sebaya.
•
Anggota PMR dapat
memberikan motivasi bagi teman sebaya untuk
berperilaku
hidup sehat.
•
Anggota PMR sebagai
pendidik remaja sebaya.
•
Anggota PMR adalah
calon relawan masa depan.
Jumbara
Jumbara atau Jumpa Bhakti Gembira adalah
kegiatan besar organisasi PMR seperti halnya jambore pada organisasi
Pramuka.Jumbara diadakan dalam setiap tingkatan. Ada jumbara tingkat kabupaten,
daerah dan Jumbara Nasional. dimana pelaksanaanya disesuaikan dengan kemampuan
PMI daerah yang bersangkutan.
Tribakti PMR
dalam PMR ada tugas yang harus
dilaksanakan, dalam PMR dikenal tri bakti yang harus diketahui, dipahami dan
dilaksanakan oleh semua anggota. TRIBAKTI PMR (2009) tersebut adalah:
•
Meningkatkan
keterampilan hidup sehat
•
Berkarya dan
berbakti kepada masyarakat
•
Mempererat
persahabatan nasional dan internasional.
Tingkatan PMR
Di Indonesia dikenal ada 3 tingkatan PMR
sesuai dengan jenjang pendidikan atau usianya
•
PMR Mula adalah PMR
dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Dasar (10-12
tahun). Warna emblem Hijau
•
PMR Madya adalah
PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah
Pertama
(12-15 tahun). Warna emblem Biru Langit
•
PMR Wira adalah PMR
dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah
Atas
(15-17 tahun). Warna emblem Kuning
Prinsip Dasar
kepalang-merahan
Dalam PMR dikenalkan 7 Prinsip Dasar yang
harus diketahui dan dilaksanakan oleh setiap anggotanya. Prinsip-prinsip ini
dikenal dengan nama"7 Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional" (Seven Fundamental
Principle of Red cross and Red Crescent).
•
Kemanusiaan
Gerakan Palang Merah dan Bibit Sabit Merah
lahir dari keinginan untuk memberikan pertolongan kepada korban yang terluka
dalam pertempuran tanpa membeda-bedakan mereka dan untuk mencegah serta
mengatasi penderitaan sesama. Tujuannya ialah melindungi jiwa dan kesehatan
serta menjamin penghormatan terhadap umat manusia. Gerakan menumbuhkan saling
pengertian, kerja sama dan perdamaian abadi antar sesama manusia.
•
Kesamaan
Gerakan memberi bantuan kepada orang yang
menderita tanpa membeda-bedakan mereka berdasarkan kebangsaan, ras, agama,
tingkat sosial atau pandangan politik. tujuannya semata-mata ialah mengurangi
penderitaan orang lain sesuai dengan kebutuhannya dengan mendahulukan keadaan
yang paling parah.
•
Kenetralan
Gerakan tidak memihak atau melibatkan diri
dalam pertentangan politik, ras,
agama, atau ideologi.
•
Kemandirian
Gerakan bersifat mandiri, setiap
perhimpunan Nasional sekalipun merupakan pendukung bagi pemerintah dibidang
kemanusiaan dan harus mentaati peraturan hukum yang berlaku dinegara
masing-masing, namun gerakan bersifat otonom dan harus menjaga tindakannya agar
sejalan dengan prinsip dasar gerakan.
•
Kesukarelaan
Gerakan memberi bantuan atas dasar sukarela
tanpa unsur keinginan untuk
mencari keuntungan apapun.
•
Kesatuan
Didalam satu Negara hanya boleh
ada satu perhimpunan Nasional dan hanya boleh memilih salah satu lembaga yang
digunakan Palang Merah Bulan Sabit Merah. Gerakan bersifat
terbuka dan melaksanakan tugas kemanusiaan diseluruh wilayah negara
bersangkutan.
•
Kesemestaan
Gerakan bersifat semesta. Artinya, gerakan
hadir diseluruh dunia. Setiap perhimpunan Nasional mempunyai status yang
sederajat, serta memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dalam membantu sama
lain.
Pengertian Kreativitas
merupakan suatu bidang kajian yang
kompleks, yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Perbedaan definisi
kreativitas yang dikemukakan oleh banyak ahli merupakan definisi yang saling
melengkapi. Sudut pandang para ahli terhadap kreativitas menjadi dasar
perbedaan dari definisi kreativitas. Definisi kreativitas tergantung pada segi
penekanannya, kreativitas dapat didefinisikan kedalam empat jenis dimensi
sebagai Four P’s Creativity, yaitu dimensi Person,Proses, Press dan Product
sebagai berikut :
1. Definisi kreativitas dalam dimensi
Person
Definisi pada dimensi person adalah upaya
mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari
individu yang dapat disebut kreatif.
“Creativity refers to the abilities that
are characteristics of creative people” (Guilford, 1950 dalam Reni Akbar-Hawadi
dkk, 2001)
“Creative action is an imposing of one’s
own whole personality on the environment in an unique and characteristic way”
(Hulbeck, 1945 dikutip Utami Munandar,
1999)
Guilford menerangkan bahwa kreativitas
merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat
kaitannya dengan bakat. Sedangkan Hulbeck menerangkan bahwa tindakan kreatif
muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan
lingkungannya. Definisi kreativitas dari dua pakar diatas lebih berfokus pada
segi pribadi.
2. Kreativitas dalam dimensi Process
Definisi pada dimensi proses upaya
mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga
memunculkan ide-ide unik atau kreatif.
“Creativity is a process that manifest in
self in fluency, in flexibility as well in originality of thinking” (Munandar,
1977 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001).
Utami Munandar menerangkan bahwa
kreativitas adalah sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran,
keluwesan (fleksibititas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan
untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan.
Pada definisi ini lebih menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi dan
variasi). Selain pendapat yang diuraikan diatas ada pendapat lain yang
menyebutkan proses terbentuknya kreativitas sebagai berikut :
Wallas (1976) dalam Reni Akbar-Hawadi dkk,
2001 mengemukakan empat tahap dalam proses kreatif yaitu :
Tahap Persiapan; adalah tahap pengumpulan
informasi atau data sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini
terjadi percobaan-percobaan atas dasar berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan
masalah yang dialami.
Inkubasi; adalah tahap dieraminya proses
pemecahan masalah dalam alam prasadar. Tahap ini berlangsung dalan waktu yang
tidak menentu, bisa lama (berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun), dan
bisa juga hanya sebentar (hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam tahap
ini ada kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat
kembali pada akhir tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya.
Tahap Iluminasi; adalah tahap munculnya
inspirasi atau gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul
bentuk-bentuk cetusan spontan, seperti dilukiskan oleh Kohler dengan kata-kata
now, I see itu yang kurang lebihnya berarti “oh ya”.
Tahap Verifikasi; adalah tahap munculnya aktivitas evaluasi tarhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan keadaan nyata atau kondisi realita.
Dari dua pendapat ahli diatas memandang
kreativitas sebagai sebuah proses yang terjadi didalam otak manusia dalam
menemukan dan mengembangkan sebuah gagasan baru yang lebih inovatif dan
variatif (divergensi berpikir).
3. Definisi Kreativitas dalam dimensi Press
Definisi dan pendekatan kreativitas yang
menekankan faktor press atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri
berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif,
maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Definisi
Simpson (1982) dalam S. C. U. Munandar 1999, merujuk pada aspek dorongan
internal dengan rumusannya sebagai berikut :
“The initiative that one manifests by his
power to break away from the usual sequence of thought”
Mengenai “press” dari lingkungan, ada
lingkungan yang menghargai imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas
serta inovasi. Kreativitas juga kurang berkembang dalam kebudayaan yang terlalu
menekankan tradisi, dan kurang terbukanya terhadap perubahan atau perkembangan
baru.
1.
Definisi
Kreativitas dalam dimensi Product
Definisi pada dimensi produk merupakan
upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang
dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah
elaborasi/penggabungan yang inovatif.
“Creativity is the ability to bring
something new into existence”
(Baron, 1976 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)
(Baron, 1976 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)
Definisi yang berfokus pada produk kreatif
menekankan pada orisinalitas, seperti yang dikemukakan oleh Baron (1969) yang
menyatakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan
sesuatu yang baru. Begitu pula menurut Haefele (1962) dalam Munandar, 1999;
yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi
baru yang mempunyai makna sosial. Dari dua definisi ini maka kreatifitas tidak
hanya membuat sesuatu yang baru tetapi mungkin saja kombinasi dari sesuatu yang
sudah ada sebelumnya.
Dari berbagai pengertian yang dikemukakan
oleh para ahli untuk menjelaskan makna dari kreativitas yang dikaji dari empat
dimensi yang memberikan definisi saling melengkapi. Untuk itu kita dapat
membuat berbagai kesimpulan mengenai definisi tentang kreativitas dengan acuan
beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli.
Dari beberapa uraian mengenai definisi
kreativitas yang dikemukakan diatas peneliti menyimpulkan bahwa :
“Kreativitas adalah proses konstruksi ide yang orisinil (asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbeda/lebih baik)”.
•
Ringkasan dan
kerangka pikir peneliti
•
Hipotesis
Hipotesis yang didapat adalah ' Mungkin
kegiatan ekstrakulikuler PMR dapat mempengaruhi kreatifitas siswa di SMA Negeri
2 Cilacap.
BAB
III
METODOLOGI
*
Pendekatan
Penelitian
*
Pendekatan Tehnik sampling, terbagi menjadi:
*
Pendekatan
populasi yaitu penelitian dengan menggunakan seluruh
anggota populasi sebagai subyek penelitian dan seluruh unsur/elemen menjadi
kesatuan yang diteliti.
*
Pendekatan
sampel yaitu apabila hanya sebagian dari anggota populasi
yang diteliti, dan bagian populasi yang diteliti dianggap memiliki
karakteristik yang mewakili populasi tersebut.
*
Pendekatan
studi kasus adalah pendekatan yang dilakukan pada penelitian
yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu
masyarakat/kelompok sosial ataupun fenomena sosial tertentu.
*
Pendekatan berdasarkan timbulnya variabel, terbagi menjadi:
*
Pendekatan
eksperimen yaitu penelitian dengan menggunakan variabel yang
sengaja dimunculkan melalui percobaan.
*
Pendekatan
non eksperimen yaitu penelitian dengan menggunakan variabel yang
sudah ada sehingga, peneliti tidak perlu mengusahkan timbulnya variabel.
Menurut sifatnya penelitian non eksperimen dibagi menjadi:
*
Penelitian kasus (case studies) yaitu penelitian
mendalam tentang suatu “hal”/fenomena sosial
*
Penelitian komparatif merupakan penelitian
perbandingan antara dua/lebih gejala sosial ataupun hal yang diteliti
*
Penelitian korelasi yaitu penelitian tentang
hubungan antara dua atau lebih variable alam suatu gejala sosial ataupun dalam
fenomena yang diteliti
*
Penelitian historis (sejarah) yaitu penelitian
dengan mempertimbangkan proses yang terjadi dari masa lalu sampai sekarang
*
Penelitian filosofis yaitu penelitian yang
berkaitan dengan filsafat
*
Pendekatan menurut model pengembangan,
terbagi menjadi:
*
Pendekatan
one shot model yaitu penelitian yang menggunakan satu kali pengumpulan
data pada suatu saat dengan subyek penelitian yang sama
*
Pendekatan
longitudinal/pendekatan bujur yaitu penelitian yang memanjang menurut waktu
dengan menggunakan subyek penelitian individu yang sama.
*
Pendekatan
Cross Sectional Model/silang yaitu gabungan antara pendekatan one shot model
dan longitudinal yaitu penelitian pada satu waktu dan menggunakan subyek
penelitian yang berbeda.
*
Pendekatan menurut desain/rancangan penelitian,
menurut Shah dalam buku: Research Methods in Social Relations, yang dikutip
oleh Natsir, desain penelitian dibagi menjadi enam yaitu:
*
Desain
penelitian yang ada kontrol, yang meliputi desain percobaan dan non percobaan.
*
Desain
untuk studi deskriptif – Analisis yaitu: Desain deskriptif dibuat untuk menemukan
fakta untuk interpretasi yang tepat, tetapi pada studi analisis, interpretasi
(analisa) dilakukan untuk menguji hipotesis-hipotesis dan meneliti lebih dalam
tentang korelasi/hubungan antar variabel.
*
Desain
untuk penelitian lapangan: pada penelitian lapangan lebih banyak
menggunakan metode studi kasus dan metode survei dengan tehnik pengamatan
maupun pengambilan sampel.
*
Desain
penelitian dalam hubungan dengan waktu: pada penelitian dengan penelitian dengan
percobaan dan penelitian dengan menggunakan pendekatan sejarah, termasuk
penelitian survei yang menggunakan pendekatan longitudinal (melihat
perkembangan & tren)
*
Desain
untuk studi evaluatif dan non evaluatif. Penelitian evaluatif: merupakan penelitian yang berhubungan dengan
keputusan adminitratif terhadap aplikasi hasil penelitian.
*
*
Desain
penelitian dengan data primer atau sekunder, jika yang diinginkan
adalah data primer maka desain yang dibuat harus menjamin pengumpulan data yang
efisien dengan alat dan tehnik serta karakteristik dari responden melalui
observasi, informan, quesioner dan wawancara.
Disini peneliti akan menggunakan pendekatan
penelitian Tehnik Sampling, karena pendekatan Tehnik Sampling sangat sesuai
dengan judul penelitian yaitu “Manfaat Ekstrakulikuler PMR terhadap Kreatifitas
Siswa di SMA Negeri 2 Cilacap”
*
Jenis
Penelitian
Penelitian
berdasarkan jenis data yang dikumpulkan yaitu
a. penelitian kuantitatif yaitu penelitian dengan
menggunakan data yang berupa angka atau menekankan pada jumlah data yang
dikumpulkan.
b. Penelitian kualitatif yaitu penelitian dengan data
yang diperoleh dinyatakan dalam bentuk tanggapan dan perasaan serta opiniatay
dengan kata lain menekankan pada kedalaman data/kualitas.
*
Subyek
Penelitian
Yang akan terlibat
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X, kelas XI, dan pembina
ekstrakurikuler PMR SMA Negeri 2 Cilacap.
*
Tekhnik
Pengumpulan Data
a.
Angket
Yaitu cara pengumpulan data dengan menyebar
sejumlah lembar kertas pada responden yang berisi prtanyaan yang harus dijawab
kemudian dikembalikan kepada peneliti.
b.
Observasi
Yaitu tekhnik pengumpulan data dengan
menggunakan pengamatan secara
langsung menggunakan panca indera.
c.
Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab
yang dilakukan antara pewawancara dengan responden atau narasumber.
d.
Studi Kepustakaan
Yaitu kegiatan pengumpulan data melalui berbagai
informasi dan sumber seperti buku, naskah, dan dokumen termasuk rekaman.
*
Tekhnik
Analisis Data
Tekhnik analisis data
yang digunakan adalah metode kuantitatif yaitu tekhnik analisis data non
statistik yaitu data yang berupa kalimat-kalimat.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
a.
Manfaat ekstrakulikuler PMR
terhadap tingkat kreatifitas siswa SMA Negeri 2 Cilacap :
·
Penguatan kualitas
remaja dan pembentukan karakter.
·
Anggota PMR sebagai
contoh dalam berperilaku hidup sehat
bagi teman sebaya.
·
Anggota PMR dapat
memberikan motivasi bagi teman sebaya
untuk berperilaku hidup sehat.
·
Anggota PMR sebagai
pendidik remaja sebaya.
·
Anggota PMR adalah
calon relawan masa depan.
b. Upaya meningkatkan kreatifitas siswa melalui
ekstrakulikuler
PMR
:
•
Kemanusiaan
•
Kesamaan
•
Kenetralan
•
Kemandirian
•
Kesukarelaan
•
Kesatuan
•
Kesemestaan
B. SARAN
a.
Bagi Pembaca
·
Sebaiknya
menjadikan makalah ini sebagai bahan studi banding bagi ilmu studi yang
relevan.
·
Menjadikan
ini untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam rangka pengembang teori yang
sudah ada dan relevan.
·
Menjadikan
ini untuk memberi informasi dan dukungan secara ilmiah
·
Sebaiknya
digunakan sebagai kontribuksi potensi anak bangsa dalam tingkat kreatifitas
·
Sebaiknya
digunakan sebagai tolak ukur dalam meningkatkan pemanfaatan Ekstrakulikuler
b.
Bagi Penulis
·
Menjadikan
ini sebagai pantauan hasil kerja masyarakat di luar
sana
·
Menjadikan
ini untuk perbaikan apabila ada kegagalan dalam
meneliti
·
Menjadikan
ini untuk penyuluhan kepada masyarakat sekitar
·
Menjadikan
ini untuk bahan meneliti agar dapat hasil yang baik
mba izin copas tulisannya yach...mksh
BalasHapusNice :)
BalasHapusIzin copas yaa
BalasHapus