Minggu, 05 Juli 2015

PERKEMBANGAN KOPERASI DI NEGARA DHAKA - BANGLADESH


Forum koperasi kredit atau dalam bahasa inggris sebutan credit union merupakan kegiatan yang telah membudaya dalam dunia gerakan koperasi kredit di Asia menjelang Rapat Anggota Tahunan ACCU (Association of Asian Confederation of Credit Unions). Forum Koperasi Kredit 2008 diselenggarakan di Hotel Sheraton, Dhaka-Bangladesh dengan The Cooperative Credit Union League of Bangladesh Ldt (CCULB) Sebagai tuang rumah.

Kegiatan forum ini berlangsung dari tanggal 25-27 September 2008 dihadiri 24 negara dengan utusan sebanyak 380 orang. Peserta Indonesia 14 orang terdiri dari utusan sekunder Induk Koperasi Indonesia(3), BKCU Kalimantan(2), Puskopdit Swadaya Utama Maumere(1), Puskopdit Ende-Ngada(1) dan kopdit primer wilayah Kalimantan: Pancur Kasih(2), Keling Kumang(3). Sementara peserta kopdit primer wilayah Flores yakni Manajer Kopdit Sangosay,Bajawa: Lodovikus Lenga dan Manajer Kopdit Boawae: Aloysius E.Una, 
dan utusan dewan koperasi kredit sedunia, Dave Ricardson

Forum Koperasi Kredit Asia 2008 bertemakan “Credit Unions Growing to New Heights: Better Choices, Better Organization, Better Community”. Topik-topik lokakarya seperti pelayanan koperasi kredit plus: pengembangan kewirausahaan bagi wanita, membangun kompetensi koperasi kredit di dalam lingkungan global, manajemen risiko, strategi pemasaran yang cerdas bagi kaum muda untuk membangun koperasi kredit di masa depan. Nara sumber lokakarya berasal dari praktisi koperasi kredit Philipina, Australia, Thailand, India, Srilanka, Canada Kegiatan open forum menghadirkan beberapa nara sumber antara lain, Chung Sung Won, Seoul Regional Manager National Credit Union Federation of Korea. Pemaparannya memperlihatkan penurunan jumlah koperasi kredit primer dibandingkan tahun sebelumnya karena terjadi proses amalgamasi. Posisi per Juni 2008 sebanyak 1000 koperasi kredit primer dengan anggota perorangan 4,9 juta dan total aset $USD 29 triliun. Kunci sukses yakni kedisiplinan dan profesionalisme. Untuk tetap menjaga kualitas profesionalisme pengelolan koperasi kredit maka salah satu strategi yakni CEO atau General Manager koperasi kredit primer hanya bisa diangkat oleh Pengurus setelah calon CEO lulus ujian kualifikasi pada tingkat federasi koperasi kredit Korea.

Sementara itu, Ranjith Hettarachi, CEO ACCU menekankan masa depan koperasi kredit adalah suatu tujuan pilihan bukan suatu kesempatan. Karena itu perlu imaginasi tanpa akhir menyangkut inovasi teknis dan manajemen untuk menjaga relevansi koperasi kredit dalam lingkungan pasar sekarang ini. Ranjith menekankan empat hal menyangkut masa depan koperasi kredit: dana stabilisasi, internal kontrol, sistem manajemen risiko, dan koperasi kredit sebagai advisor penciptaan kesejahteraan anggota yang terpercaya. Seiring perubahan dan perkembangan yang penuh persaingan; Andrew So, nara sumber dan juga Pendiri ACCU yang berasal dari Credit Union League of Hongkong dalam paparan materinya menantang peserta forum dengan pertanyaan: apakah kompetisi dan teknologi mengancam identitas koperasi kredit? Identitas adalah semua kualitas, nilai, kepercayaan, dan idea yang menjadikan koperasi kredit berbeda dari yang lain. Jantung koperasi kredit adalah nilai yang sejak awal telah menjadi konsep yang unik bagi pelayanan manusia di dalam dunia ekonomi. Karena itu gerakan koperasi kredit, dengan prinsip swadaya, saling menolong, kontrol dan kepemilikan yang
demokratis, kompetisi nilai-nilai sebagai dasar kesuksesan.

Bangladesh Pionir Microfinance 
Bangladesh terkenal sebagai negara pionir microfinance. Bangladesh merupakan tempat kelahiran revolusi microfinance dan gelombang revolusi ini menyebar keseluruh penjuru dunia khususnya di Asia, Afrika dan Amerika Latin pada akhir tahun 1970-an. Dr. Muhamad Yunus dari Grameen Bank menerima hadiah nobel karena perannya sebagai pionir dan kontribusi bagi industri microfinance global. Ada empat jenis institusi yang melaksanakan kegiatan microfinace yakni (1) Grameen Bank, anggota memiliki institusi khusus; (2) NGOs atau LSM seperti BRAC, ASA, CARITAS; (3) Bank komersial dan bank khusus; (4) Pemerintah yang mensponsori program microfinance. Target utama program microfinance adalah orang miskin yang tidak memiliki tanah. Semua lembaga microfinance umumnya menyediakan pinjaman kecil, tidak memiliki koleteral untuk pinjaman jangka waktu satu tahun bagi anggota bergabung dalam kelompok yang sejenis dan metode pembayaran mingguan dengan membentuk pusatnya di setiap desa. Total peminjam sekitar 18 juta orang, dengan Grameen Bank memimpin dengan 6 juta peminjam serta BRAC dan ASA masing-masing 5 juta peminjam.
NGOs atau LSM Bangladesh terkenal di seluruh dunia karena pemberian pelayanan yang efektif, promosi hak asasi manusia dan advokasi pro masyarakat miskin. Aktivitas microfinance mendominasi seluruh kegiatan NGOs di Bangladesh. Sesuai data Credit and Development Forum (CDF) per Desember 2006, ada 611 NGOs melaksanakan kegiatan microfinance di Bangladesh dengan jumlah anggota sebanyak 30,7 juta (laki-laki: 3,8
juta dan perempuan: 26.9 juta).

Sumber : dari berbagai sumber

TULISAN INI UNTUK MEMENUHI TUGAS SOFT SKILL